“Tanggul Sungai Renggong yang sempat jebol telah diperbaiki, dan sejumlah titik rawan lain masih dalam proses penanganan,” jelasnya.
Ia menyebutkan bahwa Grobogan merupakan kabupaten terluas kedua di Jawa Tengah dengan luas lahan pertanian mencapai 124 ribu hektare, dengan komoditas unggulan seperti padi, jagung, kedelai, dan bawang merah.
Musibah banjir yang terjadi di Grobokan dan Demak mendapat perhatian dari Bank Indonesia. Plh. Kepala Bank Indonesia Perwakilan Jawa Tengah, Nita Rahminia, menekankan bahwa Grobogan dan Demak memegang peranan penting sebagai penopang lumbung padi nasional.
“Kami bersinergi dengan Kementan, pemerintah daerah, dan mitra lainnya dalam menjaga produksi pertanian tetap stabil melalui perluasan dan rehabilitasi jaringan irigasi,” tuturnya.
Ia menyebutkan bahwa tahun ini fokus utama adalah rehabilitasi jaringan irigasi, pelatihan teknis pascabanjir, serta penyediaan sarana pengendalian hama.
“Upaya ini diharapkan memperkuat posisi Jawa Tengah sebagai pusat ketahanan pangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani,” tandas Nita.
Perhatian khusus dari Kementan dengan menyalurkan bantuan benih dan mendorong normalisasi sungai.
Direktur Hilirisasi Hasil Tanaman Pangan, Mulyono menyampaikan, banjir yang terjadi di Grobokan dan Demak diperparah oleh kondisi sungai yang mengalami pendangkalan. Untuk itu, normalisasi sungai dan pengerukan sedimentasi menjadi sangat penting agar aliran air lancar dan tidak lagi menggenangi lahan pertanian.
Sebagai bentuk kepedulian, Kementan menyalurkan bantuan benih padi sebanyak 13.625 kg kepada kelompok tani terdampak. Bantuan diserahkan langsung oleh Mulyono yang juga bertindak sebagai Penanggung Jawab Swasembada Jawa Tengah.
“Dengan bantuan benih ini, kami harap petani bisa segera kembali menanam dan memulihkan produksi. Ini bentuk nyata dukungan pemerintah pusat terhadap para petani,” pungkas Mulyono. (Rif)