Mediatamanews | Tangerang – Imigrasi Kelas I Khusus TPI Soekarno-Hatta mendukung Penerapan Aplikasi “All Indonesia” sebagai Upaya Modernisasi Layanan di Bandara
Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Soekarno-Hatta, Galih Priya Kartika Perdhana, menyatakan bahwa penerapan aplikasi “All Indonesia” menjadi tonggak penting dalam modernisasi tata kelola pelayanan lintas instansi di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang.
Aplikasi ini merupakan bentuk sinergi antara Imigrasi, Bea Cukai, Kesehatan, dan Karantina, dalam menyederhanakan proses pemeriksaan penumpang internasional.
“All Indonesia adalah wujud integrasi antar-instansi yang sebelumnya berjalan secara terpisah. Melalui satu platform digital, semua proses kini menjadi lebih efisien dan terstruktur,” ujar Galih saat makan siang bersama rekan-rekan media di Lembur Kuring, Tangerang Rabu (25/9/2025).

Mulai Diuji Sejak Juli, Akan Diresmikan 1 Oktober
Aplikasi ini telah memasuki masa uji coba sejak Juli 2025. Tahapan yang dilakukan meliputi uji coba soft stopper—di mana penumpang yang belum mengisi tetap diperbolehkan melintas namun diimbau untuk melengkapi data—hingga uji coba hard stopper, yang mewajibkan pengisian aplikasi sebelum melanjutkan proses keimigrasian.
Peluncuran resmi aplikasi “All Indonesia” dijadwalkan pada 1 Oktober 2025 pukul 09.00 WIB, dan akan diresmikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bersama Kementerian Dalam Negeri serta Kementerian Kesehatan.
Penumpang diwajibkan untuk mengisi data melalui aplikasi sebelum keberangkatan dari negara asal. Hal ini bertujuan untuk menghindari antrean dan penumpukan di area kedatangan. Hingga saat ini, tingkat pengisian aplikasi telah mencapai lebih dari 50%, dengan target 100% sebelum tiba di Indonesia.
“Jika dilakukan saat kedatangan, akan sangat sulit mengakomodasi ribuan penumpang secara bersamaan, baik dari sisi infrastruktur maupun SDM,” ujarnya.
“Durasi Pengisian Cepat, Kios Disediakan untuk Antisipasi
Proses pengisian melalui aplikasi atau website hanya memakan waktu sekitar dua menit. Namun, untuk mengantisipasi penumpang yang tidak memiliki perangkat atau akses internet, pihak Imigrasi telah menyediakan 15 kios di Terminal 3 dan 6 kios di Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta. Di setiap kios, petugas CIQ dikerahkan untuk membantu pengisian data.
“Ke depan, dengan meningkatnya tingkat kepatuhan pengisian dari negara asal, jumlah petugas akan dikurangi. Ini menandakan keberhasilan sistem,” ujarnya.
Pengisian data melalui “All Indonesia” wajib dilakukan setiap kali penumpang datang ke Indonesia, karena informasi yang dimasukkan akan berbeda tergantung pada detail perjalanan dan barang bawaan.
Aplikasi ini tidak hanya mencakup data keimigrasian, namun juga mencakup deklarasi bea cukai, status kesehatan, serta ketentuan karantina.

“Jadi ini bukan hanya untuk Imigrasi, tapi juga untuk kepentingan Custom, Kesehatan, dan Karantina. Semua terintegrasi,” kata dia.
“Kolaborasi Kunci Keberhasilan”
Kesuksesan implementasi ini sangat bergantung pada kolaborasi lintas sektor, termasuk maskapai penerbangan, bandara, serta petugas layanan ground handling, yang diharapkan dapat terus mengedukasi penumpang sejak di negara keberangkatan melalui pengumuman maupun media visual di kabin.
“Dukungan dari seluruh pihak sangat kami harapkan agar aplikasi All Indonesia benar-benar menjadi transformasi digital yang meningkatkan pelayanan dan keamanan perlintasan di bandara,”
(Ian Rasya)





