Mediatamanews | Cilegon – Kantor Imigrasi Kelas II TPI Cilegon menggelar Rapat Koordinasi Tim Pengawasan Orang Asing (TIMPORA) Kota Cilegon di The Royale Krakatau Hotel pada Selasa (14/10). Mengangkat tema “Peran Timpora Dalam Mendukung Iklim Investasi Di Kota Cilegon”, kegiatan ini menegaskan komitmen bersama antar instansi untuk menjaga stabilitas daerah melalui pengawasan orang asing yang terkoordinasi.
Rapat koordinasi ini dihadiri oleh berbagai instansi pemerintah yang tergabung dalam TIMPORA, antara lain Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol), Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil), Kementerian Agama (Kemenag), Badan Intelijen Negara Daerah (BINDA), Badan Intelijen Strategis (BAIS), Balai Kekarantinaan, serta Polisi Perairan dan Udara (Pol Airud).
Plh. Kepala Kantor Imigrasi Cilegon, Donny Prasetyo, dalam sambutannya menyatakan bahwa posisi strategis Kota Cilegon sebagai pusat industri dan pintu gerbang utama di Banten membawa peluang investasi sekaligus potensi tantangan.
“Kota Cilegon adalah wilayah dengan tingkat ekonomi dan industri yang sangat tinggi. Kondisi ini membuka peluang besar bagi investasi dan kerja sama internasional. Namun, di sisi lain, dapat menimbulkan permasalahan baik dalam aspek hukum, sosial, maupun keamanan. Oleh karena itu, sinergi TIMPORA sangat krusial,” ujar Donny Prasetyo.
Senada dengan hal tersebut, Kepala Seksi Intelijen dan Penindakan Keimigrasian (Kasi Inteldakim), Joni Rokyan, menekankan bahwa rapat ini menjadi momentum untuk menyatukan langkah dalam melakukan pengawasan terhadap keberadaan dan kegiatan orang asing, khususnya yang berkaitan dengan aktivitas investasi di Kota Cilegon.
Forum diskusi yang berlangsung interaktif menyoroti beberapa isu strategis. Di antaranya adalah pentingnya sinkronisasi data Warga Negara Asing (WNA) antarinstansi. Terungkap adanya perbedaan data perkawinan campuran yang tercatat di Disdukcapil dan Kemenag Kota Cilegon, yang menunjukkan perlunya integrasi data yang lebih baik.
Selain itu, isu pengawasan kesehatan terhadap WNA yang masuk ke Cilegon, pengawasan terhadap kapal asing, hingga fasilitasi dokumen keimigrasian untuk pemulangan jenazah WNA juga menjadi topik pembahasan hangat yang menghasilkan berbagai masukan konstruktif dari para peserta.
“Sinergi adalah kunci. Kami sepakat bahwa kegiatan TIMPORA dan operasi gabungan perlu lebih sering dilaksanakan. Namun, kami juga menekankan pentingnya pendekatan progresif yang tetap humanis terhadap orang asing demi menjaga kondusivitas iklim investasi di Kota Cilegon,” tutup Joni Rokyan.
Hasil dari rapat koordinasi ini diharapkan dapat memperkuat kerja sama di lapangan dan memastikan bahwa keberadaan orang asing memberikan dampak positif bagi pembangunan ekonomi di Kota Cilegon, dengan tetap menjaga kedaulatan dan keamanan negara.
(ADV)





