Mediatamanews|Jakarta — Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Non TPI Jakarta Selatan mengadakan sosialisasi terkait Golden Visa serta kebijakan izin tinggal Keimigrasian sesuai Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. 11 Tahun 2024, Pimpinan atau perwakilan perusahaan pada bidang penanaman modal atau investor dan pengguna Tenaga Kerja Asing serta pimpinan atau perwakilan komunitas perkawinan campur dan diaspora Indonesia. Acara ini dibuka oleh Agato P P Simamora selaku Direktur Izin Tinggal Keimigrasian pada Direktorat Jenderal Imigrasi. Pada sambutannya beliau mengharapkan dengan adanya kegiatan seperti ini dapat menyaring warga negara asing yang memberikan manfaat serta kontribusi terhadap perkembangan dan perekonomian Indonesia.
Pada kesempatan yang sama Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Non TPI Jakarta Selatan, Johannes Fanny menyampaikan bahwa acara ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat dan pemangku kepentingan terkait manfaat yang didapatkan oleh para pemegang Golden Visa dalam berinvestasi dan berkarya sehingga dapat memberikan multiplier effect terhadap perekenomian Indonesia.
Kebijakan Golden Visa yang diluncurkan oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 27 Juli 2024 merupakan salah satu inisiatif strategis untuk menarik investor asing, talenta global, diaspora Indonesia dan profesional internasional untuk berkontribusi dalam pembangunan perekonomian Indonesia, sehingga dengan implementasi kebijakan tersebut membawa suatu optimisme baru bagi pelaku bisnis dan investor untuk mendapatkan kenyamanan dan kepastian berinvestasi di Indonesia.
Sosialisasi ini memberikan gambaran mengenai golden visa yang memiliki rentang waktu antara 5 (lima) sampai 10 (sepuluh) tahun untuk dapat tinggal di Indonesia dengan persyaratan tersendiri. Adapun beberapa jenis golden visa meliputi investor perorangan, diaspora Indonesia, Rumah Kedua (second home), talenta global tokoh dunia, lanjut usia (silver hair), perwakilan perusahaan dan Investor Ibu Kota Negara (IKN). Beberapa manfaat eksklusif bagi para pemegang Golden Visa adalah memiliki jangka waktu tinggal di Indonesia sampai dengan 10 tahun, akses jalur prioritas keimigrasian dibandara internasional, efisiensi proses dikarenakan tidak perlu lagi mengurus izin tinggal terbatas (ITAS) ke kantor Imigrasi. Seluruh pemohon Golden Visa diwajibkan menyatakan komitmennya untuk berinvestasi secara langsung di Indonesia. Bentuk investasi ditentukan berdasarkan profil pemohon Golden Visa dengan varian investasi antara lain membangun perusahaan dengan nilai tertentu, pembelian instrumen investasi pasar modal (saham, reksadana, obligasi pemerintah) pembelian properti, maupun penempatan sejumlah dana di rekening bank milik negara.
Narasumber menekankan bahwa kualifikasi untuk pengajuan Golden visa berbeda-beda bagi setiap pemohon. Untuk jangka waktu tinggal di Indonesia selama 5 tahun, orang asing investor perorangan diharuskan berinvestasi sebesar US$ 2.500.000 ( sekitar 40 miliar). Sedangkan untuk masa tinggal 10 tahun nilai investasi yang disyaratkan adalah sebesar US$ 5.000.000 (sekitar 81 Miliar). Bagi direksi, komisaris atau perwakilan korporasi induk yang membentuk perusahaan di Indonesia dan mengajukan Golden Visa 5 tahun nilai investasi sebesar US$ 25.000.000 atau sekitar 406 miliar, sedangkan untuk masa tinggal 10 tahun, nilai investasi yang diwajibkan sebesar US$ 50.000.000 atau sekitar Rp 813 miliar.
Ketentuan berbeda diberlakukan untuk investor asing perorangan yang tidak bermaksud mendirikan perusahaan di Indonesia. Untuk golden visa 5 tahun, pemohon diwajibkan menempatkan dana senilai US$ 350.000 sekitar Rp. 5,6 miliar yang dapat dipergunakan untuk membeli obligasi pemerintah RI, saham perusahaan publik atau penempatan tabungan atau deposito, sedangkan untuk golden visa 10 tahun, dana yang harus ditempatkan adalah sejumlah US$ 700.000 sekitar 11,3 miliar. Dalam kesempatan ini dijelaskan juga mengenai Bridging Visa, dimana para pemegang izin tinggal VOA, Kitas ataupun KITAP dapat mengajukan visa ini dalam rangka merubah Izin tinggal yang dimilikinya tanpa meninggalkan wilayah Indonesia.
Golden visa diimplementasikan di dalam sistem digital yang semudah mungkin, dan dapat didaftarkan melalui evisa.imigrasi.go.id, dimana Direktorat Jenderal Imigrasi mengintegrasikan portal visa elektronik Ditjen Imigrasi dengan layanan perbankan sehingga pemohon Golden Visa dapat menyetorkan jaminan keimigrasian secara online dari negara asal. Sebagaimana arahan Silmy Karim selaku Direktur Jenderal Imigrasi berharap agar pelayanan publik yang cepat dan mudah seperti ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan investasi inklusif dan berkelanjutan di Indonesia. (Ian Rasya)