Mediatamanews | Sukabumi – Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan melalui Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Imigrasi Jawa Barat bersama seluruh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Imigrasi se-Jawa Barat melaksanakan kegiatan penanaman pohon kelapa di kawasan Pantai Ciletuh, Desa Ciwaru, Kabupaten Sukabumi.
[spacinKepala Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Sukabumi, Henki Irawan berkoordinasi dengan Kepala Distrik Militer (Kodim) terkait pemanfaatan lahan milik TNI AD untuk mendukung pelaksanaan kegiatan penanaman pohon kelapa.
Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Ketahanan Pangan Nasional yang dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia dan dipusatkan di Pulau Nusakambangan.
Penanaman pohon kelapa ini menjadi simbol komitmen pemerintah dalam memperkuat swasembada pangan, meningkatkan kemandirian, serta mendukung keberlanjutan lingkungan hidup menuju Indonesia Emas 2045.

Acara penanaman pohon kelapa yang dimulai sejak pukul 09.00 hingga 11.30 WIB tersebut dihadiri langsung oleh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Imigrasi Jawa Barat, Filianto Akbar, serta para Kepala Kantor Imigrasi di wilayah Jawa Barat seperti Sukabumi, Bandung, Bogor, Depok, Bekasi, Cirebon, Tasikmalaya, Cianjur, dan Karawang.
Pohon kelapa yang ditanam oleh Kanwil Ditjenim Jawa Barat beserta jajaran sebanyak 2500 pohon kelapa. Hadir pula pejabat pemerintahan setempat seperti Dandim 0622 Sukabumi, dan Danramil 2215 Ciemas Kapolsek Ciwaru, Camat Ciemas, Kepala Desa Ciwaru, Babinkamtibmas, Satpol PP Ciemas.
Program ketahanan pangan bukanlah sekedar agenda sektoral, melainkan upaya bersama lintas lembaga, lintas sektor, dan lintas masyarakat. Selain itu, kegiatan juga diikuti secara daring oleh Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Kepala Lembaga Administrasi Negara, Direktur Jenderal Tanaman Pangan dan Perkebunan, Direktur Jenderal Ketahanan Pangan, Direktur PLN, Direktur BRI, Gubernur Jawa Tengah, serta Direktur Jenderal Pemasyarakatan.

Dalam paparannya, Direktur Jenderal Pemasyarakatan, Drs. Mashudi, menjelaskan bahwa Lapas Nusakambangan telah aktif melakukan berbagai program produktif yang berkontribusi pada swasembada pangan.
Program tersebut mencakup pengolahan paving block, pertanian jagung, hortikultura, peternakan ayam dan bebek petelur, peternakan sapi, kerbau, serta domba Garut, hingga budidaya ikan nila, bandeng, dan udang windu.
Selain itu, juga dikembangkan balai latihan kerja (BLK) di bidang konveksi, pengolahan sampah, serta pupuk organik. Hibah traktor yang diterima Lapas Nusakambangan menjadi simbol penguatan sarana untuk meningkatkan kemandirian pangan.
Program penanaman 360 ribu pohon kelapa menjadi bukti nyata komitmen Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan dalam mendukung program hilirisasi dan ketahanan pangan nasional.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan dan Perkebunan, Bapak Yudi Sastro, dalam sambutannya mewakili Menteri Pertanian, menegaskan bahwa kelapa adalah pohon kehidupan atau tree of life. Hampir seluruh bagiannya bermanfaat, mulai dari batang, daun, buah, hingga airnya yang dapat diolah menjadi berbagai produk bernilai ekonomi tinggi.
Menanam kelapa sama dengan menanam masa depan, karena tanaman ini tidak hanya berkontribusi pada ketahanan pangan, tetapi juga mendukung ekonomi, energi, lingkungan, serta ekspor. Program ini sekaligus sejalan dengan program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto yang menekankan pentingnya swasembada pangan, energi terbarukan, serta penguatan ekonomi masyarakat berbasis pertanian dan perdesaan hal ini pula selaras dengan program 13 Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Perusahaan Listrik Negara, Darmawan Prasodjo, menyampaikan apresiasinya dan menegaskan dukungan Perusahaan Listirk Negara terhadap program ini.
Menurutnya, kolaborasi lintas sektor sangat penting untuk memastikan distribusi energi listrik sampai ke area pertanian, sehingga irigasi dapat berjalan lancar dan produktivitas pertanian meningkat.

Hal serupa juga disampaikan oleh perwakilan BRI yang menekankan dukungan terhadap pembiayaan UMKM pertanian, sehingga para petani dan warga binaan dapat memiliki akses permodalan yang lebih luas.
Puncak acara diwarnai dengan sambutan dari Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Bapak Agus Andrianto, yang menekankan bahwa ketahanan pangan harus dimulai dari lingkup terkecil yaitu rumah tangga, kemudian lingkungan, hingga skala nasional.
Beliau menegaskan pentingnya sinergi dan gotong royong semua pihak dalam mewujudkan ketahanan pangan. Menurutnya, program ketahanan pangan juga menjadi instrumen penting dalam menilai keberhasilan satuan pemasyarakatan, karena melalui program inilah warga binaan dapat memperoleh keterampilan, pelatihan, serta bekal untuk hidup mandiri setelah kembali ke masyarakat.
Dengan demikian, program ini tidak hanya berfokus pada ketersediaan pangan, tetapi juga pada peningkatan kualitas hidup warga binaan dan masyarakat luas. Sebagai penutup rangkaian kegiatan, dilakukan penanaman pohon kelapa secara simbolis oleh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Imigrasi Jawa Barat bersama para Kepala Kantor Imigrasi se-Jawa Barat.
Penanaman ini sekaligus menjadi momentum pengingat bahwa kerja sama seluruh elemen bangsa dibutuhkan untukmenghadapi tantangan ketahanan pangan di masa depan. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi pemicu semangat baru dalam membangun ketahanan pangan berkelanjutan, memperkuat kemandirian bangsa, serta menjaga kelestarian lingkungan menuju Indonesia Emas 2045.
Program penanaman pohon kelapa serentak di seluruh Indonesia, termasuk di kawasan Geopark Ciletuh, menunjukkan bahwa pemerintah serius dalam membangun kemandirian pangan melalui kerja nyata.
Transformasi Nusakambangan sebagai pusat ketahanan pangan dan keterampilan warga binaan adalah bukti bahwa lembaga pemasyarakatan mampu berkontribusi besar terhadap pembangunan nasional. Dengan dukungan lintas sektor, dari kementerian, pemerintah daerah, lembaga keuangan, hingga masyarakat, target swasembada pangan bukanlah hal yang mustahil. Justru sebaliknya, program ini menegaskan bahwa bangsa Indonesia mampu berdiri di atas kaki sendiri, kuat dalam pangan, energi, dan ekonomi, serta siap menyongsong masa depan gemilang pada tahun 2045.
Kegiatan ini tidak hanya meninggalkan jejak penanaman pohon kelapa di lahan, tetapi juga menanamkan optimisme dan komitmen dalam hati setiap peserta yang hadir. Semangat gotong royong, kebersamaan, dan dedikasi menjadi modal utama dalam menjaga ketahanan pangan.
Momen ini menjadi catatan penting bahwa penanaman 360 ribu pohon kelapa bukan sekadar agenda seremonial, tetapi bagian dari langkah besar menuju kemandirian bangsa.
(Ian Rasya)





